Rabu, 11 Januari 2012

Words.

Your words have power use them wisely.
Kemarin ketika saya sedang berada di sebuah transportasi umum, yang kebetulan pada saat itu sedang padat - padatnya, saya melihat seorang ibu bersama anaknya duduk tidak jauh dari saya. Anak kecil berusia delapan tahunan itu duduk di sebelah ibunya sambil memegang roknya agar tidak menyentuh kulit kaki. Saya sempat bertanya - tanya dalam hati, perihal apa yang membuat gadis kecil itu risih dengan rok merah jambu kecutnya. Tak berapa lama tiba di shelter berikutnya penumpang terus membludak sampai membuat penumpang yang mendapatkan tempat duduk harus lebih menciutkan sel-sel tubuhnya hingga yang paling kecil agar terasa luang, si gadis kecil mulai risih, bukan karena udara semakin pengap tapi karena lelah terus - terusnya memegangi roknya. Sang gadis mulai mengintervensi ibunya dengan rengekan lelah dan melenguh sakit hanya saja sang ibu hanya kecut menanggapi. Entah karena apa tiba -tiba rok yang dipegangi jatuh menyentuh kulit si gadis kecil, lalu merembeslah darah bercampur nanah yang tampaknya datang dari luka bakar di kaki mungilnya. Sang gadis turut menyesali memasang raut muka pedih menahan lukanya sementara dengan sontak sang ibu menghakimi sang gadis kecil dengan umpatan yang menurut saya tidak sederhana untuk dicerna oleh anaknya. Si gadis kecil mulai menangis dan sang ibu terus bergumam menyalahkan dan terus mempersalahkan si gadis yang tak henti menangis.

Saya terus terang merasa terganggu, bukan karena keributan yang tidak penting di muka umum tapi kelakuan sang ibu yang sama sekali tidak seharusnya keluar dari seorang ibu.
Tidakkah ibunya berpikir kenapa anaknya bisa terluka bakar kalau sang ibu tidak sigap menjaga anaknya dan dengan seenaknya mengumpat orang walaupun itu haknya sendiri, ya! hak atas anak yang susah payah dikasihi selama 9 bulan, dilahirkan, lalu dimaki lirih seakan tidak punya perasaan. Mungkin saya yang terlalu sensitif. Demi Tuhan, apa yang ibu saya ucapkan kepada saya walau hanya sepotong kata yang tidak ada artinya, akan selalu nyalang dalam memori yang paling kuat untuk mengingat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar