Kenapa mereka suka sekali mengklaim diri mereka sedang mengalami disorientasi dan kekacauan mental. Padahal tak pelak lagi mereka adalah orang-orang yang banyak diberikan keberuntungan dalam hidupnya. Cara berpikir yang benar dan pandai mengkoreksi diri sendiri, serta banyak mengalami penyesalan bukankah sebuah anugerah yang tak ternilai yang dikontribusikan oleh diri sendiri. Bukankah itu artinya hati nurani dan logika bergerak dengan normal dan bekerja sesuai dengan apa yang seharusnya. Lalu kenapa mereka bangga sekali??? Apakah mereka berpikir hal itu adalah sebuah hal yang keren??? Seseorang yang benar-benar mengalami kekacauan mental yang serius semisal seorang penderita asperger, justru berusaha mendustai diri dan orang-orang di sekitarnya agar dapat diterima layaknya manusia normal dengan mental yang stabil dan waras. Tekanan batin mungkin merupakan prekursor seseorang mengalami kecelakaan mental. Tapi semua manusia normal tanpa terkecuali pastilah pernah mengalami tekanan batin. Hanya saja beberapa orang mulai tidak waras dan menjadikannya sebuah alasan demi keunikan diri agar dicap berbeda dengan berkata "i'm in mentally disorder." di media jejaring sosial, situs mikro blogging, dan mungkin berkata secara langsung kepada seorang relasi agar dianggap menarik secara mental dan kepribadian. Mengenaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar