Jumat, 03 September 2010

suatu hari sepertinya x, y, dan z

sepertinya hari ini tuhan sudah memberikan skenario penyerangan saya dengan sempurna. saya merasa di intimidasi akan banyak hal. manusia sekeliling saya sepertinya mendapat peran antagonis dari tuhan. seperti berada di satu posisi sulit untuk bergerak. jika saya melangkah maju mengikuti arus saya tampak seperti penjilat, munafik, dan picik. jika saya mundur dan memilih membangkang maka titel manusia tidak tahu diri akan jatuh ke tangan saya. saya hanya diam, mereka banyak berbicara, berbicara tentang nilai mereka untuk menilai saya. ah, entahlah... saya tidak bisa berlari kemana pun. seperti di tunjuk-tunjuk tidak sopan oleh seribu orang. ingin berlari, mereka berada di manapun di sekeliling saya. ingin berteriak, suara mereka terlalu bising, terngiang, dan mendengung panjang tak berdosa. ingin menangis, seringai wajah mereka justru bertambah keji. ingin memohon, jari telunjuk mereka sudah menghakimi saya, kalau sayalah tersangkanya yang tidak bisa berbuat banyak dan lemah.

kemanakah saya mencari teduh? uh tuhan sudah memberikan kontrak dengan deskripsi lengkap soal hidup saya. penuhi syaratnya atau berdosa! teman? saya sudah kehilangan arti mereka setelah mereka kenal arti dunia yang sebenarnya. keluarga? justru merekalah yang memaksa saya membawa matahari berada di pangkuan mereka. mereka hanya diam tanpa menuntut lisan. tapi saya tertekan dengan sendirinya, dengan segala akting mereka yang mejemukan itu. "I'm free finally..." kesesatan dan kesemuan yang semu! karena yang benar adalah "I'm alone at last."

hidup dengan bersyukur itu tidak gampang. hanya yang bermental dewa dan orang-orang yang merasa kepuasan mereka dalam hidup tidak mungkin mereka tangkap dengan cara mereka sendirilah yang mungkin mampu menjalaninya. bersyukur hanya karna patah arang. saya rasa saya adalah option yang pertama. kalau sudah berada dalam keadaan begini, yang penuh dengan keterasingan satu-satunya jalan yang bisa saya lakukan hanya menghela nafas panjang dan berfikir suatu hari saya harus mati dengan keadaan yang tidak seperti ini. suram tapi terlalu terang menyilaukan mata. saya ingin sebuah pelarian, tenggelam, lalu keluar dari birunya laut dan menemukan keadaan yang lebih asing dari sebelumnya, dimana saya bisa bergerak dan berbagi tanpa seribu jari telunjuk tidak sopan yang sewaktu-waktu bisa menjadi jari tengah. berlari dari kepicikan mereka. oh... saya akan meninggalkan x,y, dan z... mungkin bukan sekarang tapi pasti suatu hari nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar