Ketika saya merasa, saya hidup di kemiringan 45 derajat. apa yang tidak seharusnya jadi harus, apa yang tidak tidak wajib malah jadi prioritas utama. Dunia berputar 7,5 kali lebih cepat dari sebelumnya tapi saya lebih suka begini. bayangkan kalau hidup hanya persoalan datang dan pergi pergi dan datang lalu masing masing orang memberi satu testimoni akan itu semua. so bored!
saya merasa keyboard komputer ini sebuah synthesizer merah marun penuh dengan coretan tangan dari spidol. satu huruf satu nada. satu huruf menentukan satu mood dan satu perasaan. lalu mainkanlah lagu favoritnya. tentukanlah satu satu nadanya dan jangan takut salah toh ini bukan kertas dan pena. tidak perlu dicoret jika salah. cukup tekan delete dengan kunci G 4/4 bertempo bravia berapi-api, tulisan baru yang lebih fantastis akan muncul dihadapanmu.
Ini kedua kalinya saya membakar jurnal saya. Jurnal saat saya dibutakan oleh perasaan beracun "cinta". Ada banyak kalimat bagus di sana, tapi endingnya saya bakar lagi juga. September masih lama. Saya sudah tidak sabar berakting seperti mahasiswi bodoh yang tidak tahu apa-apa. Bersosialisasi adalah hal yang gampang dalam hidup saya tapi percayalah itu hanya sebuah basa basi berbuah manis yang disebut pertemanan. Memuji, memberi saran, memaki manis adalah hal yang paling seru sekaligus hal yang paling membosankan. Ada satu titik dimana hal itu menjadi semakin memuakkan dan membatu. Berawal dari sebuah mood dan berakhir mempengaruhi karakter seseorang. Problem seperti ini tidak akan ada pernah ada habisnya, sampai suatu saat mungkin, nanti, kebosanan itu menjadi hal yang paling kita kenang dalam hidup. Seperti sekarang saya sedang bosan. pemenuhannya dan pembunuhannya cukup sedikit musik dan sedikit tulisan omong kosong sati !
Saya ini jenis apa ya? saat berada dalam masalah kadang saya malah menjerumuskan diri saya sepenuhnya, lalu seperti berada dalam mesin cuci dengan seseorang yang disebut "problem" yang sesuka hatinya menekan tombol wash, drain, wash, drain, on, off, on, off. Sampai saya lelah, menangis seenggukan, menghambur hamburkan tisue, dan berakting seperti tokoh protagonis dalam film romantis Eropa dan ketika saya senang, bebas, saya tidak akan berhenti melakukan silly dance, bernyanyi, bersenandung, menikmati setiap moment dengan tersenyum walau saya tau itu cuma moment yang tidak berarti dalam hidup. kontras perbedaannya. Oh my... (sadar diri). doktrin lama "ini cuma hidup" endingnya menggampangkan masalah. Yah walau semua orang berkata dengan sarkas, menyindir, atau langsung memaki tepat sasaran toh masa kontrak hidup saya dengan tuhan tidak akan berkurang sedikitpun. Kematian tidak akan pernah berhenti mengejar, kau tidak bisa menghindar, dan hari akhirmu bersiap menelanmu bulat-bulat ngeri :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar