Senin, 05 Juli 2010

kidnap me!!

saya ingin bermalas-malasan, berduaan, bergumam, bersemedi, orang orang datang mereka membagi mimpinya dengan saya, saya tidak tau apa-apa lalu saya bingung harus berbuat apa. seseorang tolong culiklah saya huh!!!

ternyata memang ada perasaan ingin di culik atau dibawa kabur orang dan saya menginginkannya sumpah! harapan saya sepertinya menyalahi pembenaran tapi yah hanya orang konyol yang menipu perasaan. di culik, di doktrin, di cuci otaknya, lalu akhirnya saya pulang dengan segar bugar.

kids!

saya mau bercerita ah saya semasa kecil. yah masa kecil saya tentu saja di rumah oma, karna memang sudah sedari kecil saya tinggal bersama oma. terbayang masa-masa menjadi lady mini ckckck belajar table manner, kelas kepribadian, sopan santun, serta mengutamakan disiplin di atas segalanya hahaha merasakan arti dari pingitan secara modern. saya sangat tidak menikmatinya dulu, bayangkan saja saya sering di bentak even di strap si sudut ruang karna memang sayanya bandel. walau kebandelan saya hanya makan sambil ngomong misalnya atau mendengarkan percakapan orang dewasa. Apalagi kalo tante El kakaknya oma saya yang dari Belanda pulang, feels like hell tapi tanpa saya sadari hal itu berguna untuk saya sekarang :)

waktu kecil saya anak rumahan sejati, tinggal disebuah komplek perumahan perusahaan Pupuk Sriwijaya. Tidak mudah bermain dan mencari teman. Apalagi di didik dengan strange oleh keluarga oma saya. Yah permainan yang saya mainkan hanya hide and seek, kena kenaan, scrabble, kartu sama-samaan gambar, itupun bermain dengan anak-anak tetangga yang kebebasannya jauh di atas saya.

Oma saya dan saudara-saudara Belandanya memang punya selera musik yang bagus. Apalagi kalo saudara dari Belanda berdatangan, ada banyak CD bertebaran. Saya kecil ikut andil mendengarkan beberapa, dan The Carpenters adalah segalanya. Lalu, sekarang saya tinggal bersama warisan CDnya saja.



pesimistik by anita

Saya selalu desperate menanti gigs di Palembang, entah dari mana awalnya saya mendengarkan sebuah band yang namanya anita, penilaian awal namanya mewujudkan nama band yang diluar kemauan telinga saya. Tersebutlah sebuah lagu pesimistik saya mendengarkan dan amazing seperti menemukan sesuatu yang berharga di sebuah rumput teki gersang hahaha berlebihan tapi ya begitulah akhirnya saya memutuskan untuk suka dengan anita :)

PESIMISTIK

demi air yang selalu kau minum
demi udara yang selalu kau hirup
aku disini masih seperti dulu
slowdown selalu menunggu

demi waktu yang masih terus berjalan
demi masa yang terus berputar
jangan jangan jangan kau ragukan lagi
coba cobalah untuk mengerti

berusahalah selalu tuk jadi yang terbaik
dan cobalah untuk mengerti keadaan saat ini
mengapa oh mengapa tak mungkin oh mungkin saja
berusahalah selalu kita pasti bersama

Me, Myself, and I

Saya sedang berada di perpustakaan daerah sekarang, disini ramai bukan sedang membaca tapi sedang memanfaatkan wi-fi dan internet gratis. sudah macam warnet saja... lelah mata saya setelah menghabiskan sebuah folklore irlandia hahaha membaca sebuah mitologi mistik sangat menarik. Mungkin saya butuh secangkir teh hangat untuk meredakan sesuatu yang tidak saya mengerti. Sesuatu yang tak terlacak di sistem gps tercanggih sekalipun fiuh. saya tidak bisa bersikap seakan tak pernah terjadi apa-apa, saya berusaha mengaplikasikan seribu jalan menuju ketentraman hati nyatanya tidak bisa, saya sedang berusaha tapi tolonglah buat semuanya menjadi mudah. sekali ini saja. saya pernah merasakan yang seperti ini bertahun yang lalu. saat saya melakukan kesalahan bengal yang tidak bisa saya terima sampai sekarang, recovery menjadi saya yang seperti ini sungguh tidak gampang.

Saya pernah melewati berbagai "saat saya". Saat saya sudah tidak pernah percaya jika tuhan berbuat baik dan tidak bermain kotor menentukan nasib umat yang Dia hidupkan. Saat saya lebih dominan menyebutkan jika hidup saya cenderung pathetik, hanya bisa menghakimi orang dengan makian kasar yang tidak pantas saya ucapkan sebagai seorang perempuan. Saat saya beranggapan jika tuhan mengajarkan umat-Nya soal egoisme, dengan menentukan nasib manusia sesuka hati-Nya. Saat saya menenggak obat sakit kepala berkali-kali hingga saya berada di ambang kematian, Saat saya menjadi anti sosial kelas berat dan berjanji akan mengadakan pertarungan dengan sekelompok rasa non individualis yang saya punya. Saat saya melihat orang dengan sejuta rasa curiga sehingga hampir semua orang tidak pernah melihat saya tersenyum. Saat saya menganggap pertemanan adalah sebuah ungkapan positif dari rasa memanfaatkan orang lain dengan egois. Saat saya hanya bisa menangisi perseteruan orang tua, pertemanan, masa depan yang telak tak punya titik terangnya. Saat saya menjadi over idealis, berbicara sarkas. Saat saya menyerah dan selalu di doktrin perasaan "Tuhan, saya pasti mati muda!", Saat saya menyingkir dari semua yang kita sebut "HIDUP."

Saya tidak pernah menyangka jika hidup saya sekeras itu, banyak orang yang tidak menyangka, bahkan Tuhan pun mungkin tidak menyangka saya sudah melewati hal-hal itu. Saya juga selalu bersyukur tidak pernah sekalipun saya bermain kotor, dan bertingkah laku seperti wanita nakal, merokok, drugs, atau have sex before married... never! Saya sudah terbiasa hidup dengan penuh sopan santun, mandiri, dan berusaha menangkap apa yang dimaksud "hidup" dengan sendirinya dan dengan cara saya sendiri.

Hidup menjadi seorang Isabella Maulidya itu tidak gampang, tidak ada satupun orang yang sanggup memahami saya. saat orang berfikir "hey daun ternyata bewarna hijau!" di dalam fikiran saya justru apa jika saya menyebutnya bewarna kelabu semua orang akan menganggap saya gila ahahaha kadang saya selalu mengajukan pertanyaan yang saya sudah tau jawabannya demi sebuah pencitraan orang yang sedang berkomunikasi dua arah dengan saya. Saya pernah menjadi troublemaker di sekolah, menjadi seorang yang disebut cupu dengan kacamata tebal dan jauh dari mode, saya pernah sok sosialita dan benar-benar pergi dengan mereka menghabisi uang yang saya bahkan tidak menemukan hasil dari penghabisan uang-uang tersebut. saya pernah menjadi sekelompok anak punk pinggir jalan hahahaha saya pernah menjadi perempuan paling sok britpop hehehe. saya pernah menjadi orang yang edukatif dan selalu berbicara dengan penuh perumpamaan kelas berat dan berbau politik. begitulah cara saya belajar. hidup saya gila dan penuh dengan kegilaan. sayang semua itu bukan saya hahaha saya hanya perempuan biasa yang menyandang titel anak rumahan, saya cinta keluarga saya, doyan sepedahan, suka kucing, suka duduk berlama-lama di ayunan, suka berjam-jam bertigaan dengan buku sketsa dan pensil, saya mencintai berbagai bentuk tulisan tidak heran saking cintanya saya menjadikan itu sebagai karya ilmiah saya dalam sebuah lomba hahaha, suka percintaan yang tidak biasa, suka matahari yeah musim panas adalah senyuman yang paling indah dari sang matahari. benyanyi keras-keras sambil beratraksi seperti orang gila, bertingkah konyol, saya terkadang tidak segan berjoget di tengah keramaian demi membuat seseorang tersenyum dan tertawa iyaa semua itu saya berikan hanya kepada mereka yang saya sayangi :)

ada beberapa hal yang saya tidak tulis disini soal menyoal saya yang sebenarnya hahaha :D

Kamis, 01 Juli 2010

morning boring

Ketika saya merasa, saya hidup di kemiringan 45 derajat. apa yang tidak seharusnya jadi harus, apa yang tidak tidak wajib malah jadi prioritas utama. Dunia berputar 7,5 kali lebih cepat dari sebelumnya tapi saya lebih suka begini. bayangkan kalau hidup hanya persoalan datang dan pergi pergi dan datang lalu masing masing orang memberi satu testimoni akan itu semua. so bored!

saya merasa keyboard komputer ini sebuah synthesizer merah marun penuh dengan coretan tangan dari spidol. satu huruf satu nada. satu huruf menentukan satu mood dan satu perasaan. lalu mainkanlah lagu favoritnya. tentukanlah satu satu nadanya dan jangan takut salah toh ini bukan kertas dan pena. tidak perlu dicoret jika salah. cukup tekan delete dengan kunci G 4/4 bertempo bravia berapi-api, tulisan baru yang lebih fantastis akan muncul dihadapanmu.

Ini kedua kalinya saya membakar jurnal saya. Jurnal saat saya dibutakan oleh perasaan beracun "cinta". Ada banyak kalimat bagus di sana, tapi endingnya saya bakar lagi juga. September masih lama. Saya sudah tidak sabar berakting seperti mahasiswi bodoh yang tidak tahu apa-apa. Bersosialisasi adalah hal yang gampang dalam hidup saya tapi percayalah itu hanya sebuah basa basi berbuah manis yang disebut pertemanan. Memuji, memberi saran, memaki manis adalah hal yang paling seru sekaligus hal yang paling membosankan. Ada satu titik dimana hal itu menjadi semakin memuakkan dan membatu. Berawal dari sebuah mood dan berakhir mempengaruhi karakter seseorang. Problem seperti ini tidak akan ada pernah ada habisnya, sampai suatu saat mungkin, nanti, kebosanan itu menjadi hal yang paling kita kenang dalam hidup. Seperti sekarang saya sedang bosan. pemenuhannya dan pembunuhannya cukup sedikit musik dan sedikit tulisan omong kosong sati !

Saya ini jenis apa ya? saat berada dalam masalah kadang saya malah menjerumuskan diri saya sepenuhnya, lalu seperti berada dalam mesin cuci dengan seseorang yang disebut "problem" yang sesuka hatinya menekan tombol wash, drain, wash, drain, on, off, on, off. Sampai saya lelah, menangis seenggukan, menghambur hamburkan tisue, dan berakting seperti tokoh protagonis dalam film romantis Eropa dan ketika saya senang, bebas, saya tidak akan berhenti melakukan silly dance, bernyanyi, bersenandung, menikmati setiap moment dengan tersenyum walau saya tau itu cuma moment yang tidak berarti dalam hidup. kontras perbedaannya. Oh my... (sadar diri). doktrin lama "ini cuma hidup" endingnya menggampangkan masalah. Yah walau semua orang berkata dengan sarkas, menyindir, atau langsung memaki tepat sasaran toh masa kontrak hidup saya dengan tuhan tidak akan berkurang sedikitpun. Kematian tidak akan pernah berhenti mengejar, kau tidak bisa menghindar, dan hari akhirmu bersiap menelanmu bulat-bulat ngeri :)