Jumat, 27 Agustus 2010

sekolah luar biasa :)

sudah dua minggu saya menghabiskan hari-hari luar biasa saya di sekolah luar biasa. saya belajar banyak hal ketika berada di sana. awalnya saya putus asa melihat mereka, bagaimana bisa mereka bertahan untuk tetap bertahan dengan segala ketidak-sempurnaan fisik dan mental. sampai suatu hari saya hanya berdiri di sudut kelas memperhatikan mereka yang sibuk menggunting-gunting kertas, anak kecil perempuan datang menarik narik kemeja saya dan berkata "kakak ayo gunting kakak ayo gunting" saya tidak bisa berkata apa-apa selain menuruti sang anak kecil ke meja tempat dia menggunting-gunting kertas. saya duduk disebelahnya melihatnya, dengan begitu antusiasnya dia mengunting kertas yang tak beraturan hasilnya. saya melihat ke sekeliling yah mereka begitu antusiasnya menggunting kertas... hanya menggunting kertas... jika saya seorang bocah normal yang range umurnya sekitar 10-11 tahun dan pelajaran menggunting adalah pelajaran yang sering diberikan mungkin saya akan bunuh diri menggunakan gunting itu sendiri. yaa ada banyak hal yang membuat saya segan, segan untuk berdoa, segan untuk bermimpi, segan untuk berkhayal bahkan. betapa sulitnya hidup menjadi mereka, saya sangat bersyukur karena tuhan menyempurnakan saya yang tidak sempurna ini.

hari-hari saya sungguh sangat luar biasa, apalagi setelah saya berteman dengan seorang perempuan yang seumuran dengan saya. dia cantik dan berkursi roda, dia tinggal di asrama di SLB, dia juga guru bantu disana. dia banyak bercerita tentang betapa bergembiranya hidupnya, pertama kali dia bercerita jika dia merasa bahagia menjadi seperti itu, sedetik kemudian saya merasa malu.. sangat malu seperti di telanjangi di tengah khalayak ramai. saya suka sekali ngobrol-ngobrol santai dengannya, setiap pagi dia selalu menyapa saya "hai montir sepeda..." itu karna saya setiap hari datang menggunakan sepeda dan selalu cemberut ketika membenarkan rantai sepeda saya yang lepas-lepas melulu. setelah mengajari anak-anak luar biasa, kami selalu duduk di depan kelas bercerita banyak hal. kali ini saya sangat beruntung menjadi pendengar yang baik. semua cerita yang dia ceritakan kepada saya seperti sebuah kelas motivasi gratis. lagi-lagi membuat saya segan akan nafsu duniawi. dia bercerita tentang kursi rodanya, keluarganya, dan orang-orang di kasihinya yang dulu pernah membuangnya hanya karena sang perempuan ini tidak sempurna secara fisik. iya ini membuat saya bertanya apakah orang-orang juga akan sampai pada posisi saya saat ini. saya sudah tidak pernah memandang orang dari batas-batas kemampuannya, memandang orang sebelah mata hanya karna mereka tidak sempurna secara fisik maupun psikis, memandang orang dengan sinis karna perbedaan ras dan kepercayaan, mencibir sombong mereka yang sakit jiwa dan berkeliaran di jalan-jalan. pasti, saya yakin ada masanya seseorang mulai menerima semua itu dengan tangan terbuka, walau mungkin bukan sekarang tapi pasti suatu saat. saya percaya tidak ada orang jahat di dunia ini yang ada hanya orang yang kurang beruntung, kurang bersyukur, kurang belajar, dan kurang banyak membaca.

sekolah luar biasa, hari ini, besok, dan seterusnya selalu banyak kegembiraan berada disana. saya tau saya mungkin tidak selamanya berada disana ya saya akan pergi menyusuri banyak tempat luar biasa lainnya. berbagi dan belajar banyak hal. :)

Rabu, 18 Agustus 2010

seperti tutorial game

Saya tidak punya banyak referensi soal kehidupan walau saya telah dua puluh tahun menjalani dunia, buta bagi saya mengenai hidup dan segala kegilaannya. Saya seperti pemudi biasa punya cita dan juga cinta. Menjalani hidup dengan cara masing-masing beberapa bertahan dengan idealisme, beberapa pula menjalani hari-hari hedonis belia masa kini. Tinggal saya yang menentukan mau dibagaimanakan masa masa ini. Diwarnai kelabu atau kuning mentereng. Terkadang diliputi rasa gembira, terkadang dihinggapi rasa ingin membunuh orang. Beginilah hidup saya, hidup bergantung mood dan suasana hati, masih naif, masih penuh dengan ide gila tapi saya suka hidup saya dan biarlah waktu berjalan mengiringinya.

Saya tidak pernah tau apa akan betul betul merasa bebas lepas mengejar semua mimpi mimpi saya tanpa ada batasan dari siapapun. Tapi saya sungguh bersyukur masih di beri kesempatan untuk bisa mewarnai hidup walau kadang penuh dengan warna abu abu. Tidak ada waktu untuk merasa menyesali kenapa saya harus hidup dan mengukir pahala atau dosa. Saya mungkin merasa hidup saya bergembira saat membuat entri ini tapi dua jam lagi mungkin saya menangis karena alasan sepele.

Tidak pernah terasa, waktu kadang melebihi kecepatan cahaya padahal rasanya baru kemarin saya lulus SD. Ada banyak experience di tahun ini yang tak pernah yang saya duga sebelumnya. Everyday it’s a newday, pergantian tahun tak pernah berarti apa-apa. Mungkin ini hanya titik balik tahun semata bagi saya.

Ada digaris hitam, putih, merah, abu-abu, lalu berteman dengan semua kata kata makian bahkan bersahabat dengan kepopuleran anjing dalam berbagai bahasa begitulah dan ya saya akui itu.

Mood yang naik turun, kekecewaan yang membatu, lalu pecah menghilang berganti dengan harapan baru yang beku, mencair, hilang lagi, terus menerus begitu hingga menjadi dewasa, dan menetapkan hati seperti menancapkan nisan kuburan yang digunakan sebagai identitas diri.

Obsesi dan optimisme bergandengan tangan dengan dengan emosi labil yang mendarah daging. Mempertahankan siapa diri saya walau saya sendiri terkadang susah menjawab ketika ditanya siapakah saya yang sebenarnya.

Selalu menganggap nasihat orangtua adalah konfrontasi mereka terhadap mimpi mimpi saya yang tampak semu padahal terlalu nyata ada di dalam benak seakan saya pernah hidup lebih lama dari mereka. Pada akhirnya nasihat mereka terkadang menjadi penerang setelah semua hidup sia-sia tak berbekas di masa muda.

Suka berkontradiksi, membenci semua peraturan, membuat aparatur negara menjadi musuh utama dalam mencari jalan kebebasan. Hingga ketika tua hanya bisa memaki dari ruang televisi atau berkoar di status jejaring sosial bahkan menjadi admin di 1000.000 FACEBOOKER MENCARI KEADILAN, atau bla bla bla. Terkadang saya bertanya, apa itu semua mempengaruhi jalannya pemerintahan?? atau hanya publik intervensi semu yang sekedar memanfaatkan media jejaring sosial untuk mendoktrin pemuda tanggung yang sedang labil-labilnya.

Beberapa hal saya selalu menilai manusia dengan cara saya sendiri lagi-lagi dengan alasan idealisme sementara saya tidak pernah bisa menilai diri saya sendiri dengan objektif. Ego ada diatas segalanya ada diatas kepala orang tua, ada diatas absolutnya pertemanan, ada di atas posesifnya percintaan.

Begitulah saya yang ego, yang suka tak mendengar apa kata orang tua, suka hura hura dan berhuru hara sesuai suasana hati, tak perlu berbohong ketika masih di ambang usia ini, saya suka ini, saya suka menjadi ini, seperti menjalani tutorial game hingga berada dalam permainan dan mencapai puncaknya lalu game over.