Kamis, 09 Februari 2012

Bom Atom: Pemutakhiran Kejahatan Perang Modern.


Ketika berbicara mengenai enersi bom atom sebagai teknologi perang maka kita bisa membeberkan dua persepsi berbeda yang membatasi tiap - tiap langkah pandangan secara deskriptif, radikal dan konservatif. Dalam meradikalisasi enersi bom atom, ia dipandang sebagai senjata mutakhir yang tidak hanya menghancurkan nasionalisme sebuah negara saja tetapi turut mengintimidasi dari desentralisasi massa dan alat -alat perang sebagai korban era teknologi perang. Hal ini diperoleh setelah meneropong efektifitas kerja dan efisiensi fungsi yang sederhana tetapi menimbulkan banyak korban yang berjatuhan. Pandangan ini juga dianut oleh Sir William Beveridge dalam essay yang ditulisnya di The Times edaran 14 Agustus 1945, "Bom atom boleh dibilang telah membuat senjata - senjata lain dari sesuatu peperangan modern seperti tank, kapal tempur, meriam, senjata api dan rakyat yang telah dilatih berperang menjadi barang - barang kuno yang harus disimpan dalam museum."

Nuklir merupakan salah satu muatan material yang berharga yang dimiliki oleh sebuah negara, berupa prestise dan kekuatan. Sehingga kualitas dan manuver perang bom atom harus disempurnakan dengan teknologi lainnya, maka teknologi bom atom ini ketika dipandang secara konservatif, merupakan salah satu pengembangan alat perang yang berupa suatu keharusan dalam upaya menyokong angkatan bersenjata dan perwujudan dari bentuk strategi perang yang kompleks. Hal ini tersirat secara tegas dan mumpuni karena memang dibutuhkan pangkalan - pangkalan perang yang strategis dan mampu memfasilitasi secara militer maupun ilmu pengetahuan ke dalam teknologi nuklir agar tidak terjadi kesalahan dalam setiap eksekusinya.

Agustus 1945 Amerika berhasil merevitalisasi angkatan perangnya dan mengembangkan teknologi nuklir dalam membombardir Nagasaki dengan plutonium atau setara dengan 20.000 ton TNT dan menghancurkan kota tersebut secara keseluruhan. Hal ini membuat taktik mass destruction menjadi operasi perang yang lumrah. Dikutip dari Bulletin of Atomic Scientists pada Juni 1947, Kementerian pertahanan Amerika memberikan statement mengenai kapabilitas bom atom sebagai pencapaian strategi perang yang nyata yang dimiliki Amerika, "our present strategy recognizes the overriding importance of strategic bombing... It is our belief now that strategic bombardment either by piloted aircraft or by guided missiles of one form or another provides the single most important element of our military capabilities..." Bom atom yang dilancarkan oleh Amerika mau tak mau merupakan awal pemutakhiran senjata modern berupa perpaduan antara penggunaan ilmu dan teknologi serta keberhasilan revitalisasi angkatan perang.

Manuver perang yang revolusioner memang, namun hal ini tidak hanya merupakan suatu kemajuan saja tetapi sebuah kemunduran moral yang nyata yakni bergelimangannya kejahatan perang berupa pembunuhan massal yang menimbulkan bercak hitam yang membiru merah pada sejarah suatu negara besar, dan bukan tidak mungkin terlupakan dalam sebuah guratan persetujuan dibalik pakta - pakta politik dan kerja sama semata. Tidak terelakan revolusi senjata peperangan modern menjadi problema yang dilematis dan masih diperdebatkan penggunaanya.